Anis: 'Buktikan Kalau Ada Pungutan Rp1,2 Juta di Pasar Senggol'

Selasa, 30 Oktober 2012 | 05:49:00 WIB
Ketua Yayasan Metro Madani, Anis Munzir

PEKANBARU (RA) - Ketua Dewan Pembina Yayasan Metro Madani, Anis Munzir yang dipercaya oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru sebagai pihak ketiga yang dipercaya sebagai pengelolah Pasar Senggol. Dimana, keberadaan Pasar Senggol tersebut sebagai upaya pemerintah untuk menertibkan seluruh pedagang kaki lima yang selama ini memadati Jalan HR Soebrantas.

Anis menyebutkan, terkait adanya orasi dari Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) yang menyebutkan, pedagang yang ada di Pasar Jongkok HR Soebrantas enggan pindah ke lokasi yang telah disediakan Pemko Pekanbaru adalah dikarenakan lokasi baru biaya sewa lapak tempat berjualan sangat mahal, yakni Rp1,2 Juta. Menurut Anis, informasi tersebut salah dan hanya kepentingan kelompok yang ingin menimbulkan konflik terhadap kebijakan Pemko Pekanbaru untuk menertibkan pedagang di Jalan HR Soebrantas tersebut yang telah menjadi persoalan kemacetan lalu lintas sejak berapa lama ini.

"Ini yang perlu diklarifikasi, perlu saya tegaskan, setiap pedagang yang ingin berjualan di Pasar Senggol ini cukup membayar Rp450 Ribu per lapak dan dibayar melalui Bank Riau Kepri. Itu sudah termasuk biaya listrik, air, kebersihan, keamanan, serta biaya lainnya. Setelah membayar uang tersebut, pedagang tak akan dibebani biaya pungutan lainnya. Makanya kalau ada yang mengatakan terdapat pungutan Rp1,2 Juta di Pasar Senggol ini, maka kami meminta agar dibuktikan, mana kwitansi dan bukti pembayarannya yang sah dari Metro Madani," ungkap Anis Munzil ketika menggelar Konfrensi Pers, Selasa (30/10/2012).

Diterangkan Anis lagi, dari orasi yang terjadi di Halaman Kantor Walikota, ada yang menyerukan kalau Metro Madani milik Walikota Pekanbaru. Dalam kesempatan itu, Anis meluruskan bahwa Metro Madani ini tidak ada kaitannya dengan Walikota Pekanbaru, Firdaus MT. Bahkan, Anis menantang oknum yang menebar konflik tersebut untuk langsung melakukan pengecekan terhadap Akta Yayasan. Karena, Yayasan Metro Madani memang ditunjuk Pemko Pekanbaru untuk mengelolah Pasar Senggol dan bekerja sama dengan pihak swasta MTC Panam.

"Kita sebagai pengelolah tidak hanya menetapkan tarif sepihak saja, kita sudah bicarakan dengan Dinas Pasar dan waktu itu juga hadir Wakil Walikota Pekanbaru, Ayat Cahyadi. Dalam pembicaraan tersebut, ditetapkan bahwa sewa lapak di Pasar Senggol hanya Rp450 Ribu per lapak. Saat ini sudah ada 365 pedagang yang menempati lahan yang kita sediakan di samping MTC Giant, Jalan HR Soebrantas, Panam. Dari luas lahan 6.200 M2 atau 90m x 70m dapat menampung 410 lapak. Maka sekarang masih banyak lapak yang kosong. Kita prioritaskan memang pedagang Pasar Jongkok, tapi tak menutup kemungkinan juga pedagang lainnya yan gberminat mengisi lapak ini," paparnya.

Sementara program lainnya menurut Anis, saat ini pihaknya telah mempersiapkan tenda kerucut bantuan dari Kementrian Koperasi dan UMKM. Meskipun untuk penyediaan tenda dana yang dikucurkan Kementrian Koperasi tidak cukup, Yayasan Metro Madani menanggulanginya dengan uang pribadi. Langkah lain juga yang dijajaki oleh Yayasan Metro Madani untuk memajukan Pasar Senggol yakni dengan melakukan kerjasama dengan BUMN yang ada di Kota Pekanbaru. Sehingga pedagang bisa diberikan bantuan lunak melalui program PKBL.

"Jadi kita tak lepas tangan saja, setelah pedagang bergabung di Pasar Senggol ini, kita berupaya untuk terus membantu pedagang agar terus maju. Setidaknya, setiap tahun ada kemajuan, hingga akhirnya pedagang ini bisa mandiri dan membuka kios atau menyewa ruko untuk usahanya yang telah maju, sementara lapak ini nantinya akan dapat dipergunakan oleh pedagang lainnya. Kini saja setiap hari ada 600 kendaraan yang berkunjung ke Pasar Senggol, atau kalau satu kendaraan membawa dua orang, maka setiap hari ada 1000 pengunjung yang berbelanja di Pasar Senggol ini. Jadi salah besar kalau ada yang mengatakan omset pedagang berkurang selama di Pasar Senggol ini," pungkasnya. (RA1)

Terkini

Terpopuler